Ansell Agro Indonesia

Hadir menjadi mitra yang handal bagi petani Indonesia dalam mendukung pertanian organik dan berkelanjutan.

Follow Us

Daun Mint
Read More
Budidaya

Cara Menanam Mint dari Batang: Gampang, Tanpa Biji!

Mint (Mentha spp.) adalah tanaman herbal yang banyak digemari karena aromanya yang segar dan manfaatnya yang beragam. Daun mint biasa digunakan dalam makanan, minuman, bahkan produk kesehatan dan kecantikan. Kabar baiknya, kamu bisa menanam mint sendiri di rumah dengan cara yang sangat mudah: menggunakan stek batang. Yuk, cari tahu caranya! Kenapa Menanam Mint Pakai Stek Batang? Metode stek batang jauh lebih simpel dibandingkan menanam dari biji. Tanaman mint yang tumbuh dari stek biasanya lebih cepat tumbuh, lebih kuat, dan memiliki karakter yang sama dengan induknya. Selain hemat waktu, cara ini juga cocok untuk pemula karena tingkat keberhasilannya tinggi. Langkah-Langkah Menanam Mint dengan Stek Batang 1. Pilih dan Potong Batang yang Sehat Cari batang mint yang segar, tidak terserang hama, dan tidak berkayu. Potong sepanjang 10–15 cm tepat di bawah ruas daun. Buang daun bagian bawah dan sisakan 2–3 helai daun di ujung atas agar tanaman fokus membentuk akar. 2. Tumbuhkan Akar di Dalam Air Rendam bagian bawah batang mint dalam gelas berisi air bersih (3–5 cm dari ujung bawah). Tempatkan di area terang yang tidak terkena sinar matahari langsung. Ganti air setiap 2–3 hari. Dalam 7–14 hari, akar putih mulai tumbuh. Kalau sudah cukup panjang (sekitar 2–5 cm), batang siap dipindah ke tanah. 3. Tanam ke Media Tanam Gunakan pot berisi campuran tanah, kompos, dan pasir (2:1:1). Buat lubang kecil, masukkan batang mint dengan hati-hati, lalu timbun kembali. Siram secukupnya hingga tanah lembap, tapi jangan becek. 4. Rawat dengan Benar Letakkan pot di tempat yang terkena sinar matahari 3–4 jam per hari. Siram rutin di pagi atau sore hari. Pupuk setiap 2–4 minggu pakai pupuk organik cair agar daun tetap subur. Kalau terlalu rimbun, pangkas daun agar tumbuh tunas baru. Tips Mint Tetap Subur Pangkas daun tua agar tanaman lebih produktif Jaga kelembapan tanah tanpa membuatnya terlalu basah Gunakan pestisida alami bila ada hama, seperti air bawang putih Rutin beri pupuk organik supaya daun tetap hijau dan segar Keuntungan Menanam Mint di Rumah Hemat Uang: Tak perlu beli mint terus-menerus di pasar Selalu Segar: Daun mint segar tersedia kapan saja Multifungsi: Bisa untuk minuman, masakan, atau garnish Udara Lebih Sehat: Mint menyerap polusi dan menghasilkan oksigen Menyehatkan: Membantu pencernaan dan menyegarkan napas Menanam mint dari stek batang adalah cara cepat, murah, dan ramah pemula. Kamu hanya butuh sisa batang, sedikit air, dan pot kecil di rumah. Dengan perawatan sederhana, mint akan tumbuh subur dan siap digunakan kapan saja untuk berbagai kebutuhan dapur maupun kesehatan. Yuk, mulai tanam mint dari dapur sendiri sekarang!

Jeruk Nagami
Read More
Buah dan Tanaman Unik

Jeruk Nagami: Si Kecil yang Bisa Dimakan Sekaligus Kulitnya

Jeruk Nagami atau yang dikenal sebagai kumquat adalah salah satu jenis jeruk unik yang menarik perhatian karena bentuknya mungil, rasanya segar, dan cara konsumsinya yang tidak biasa. Jika biasanya jeruk dikupas sebelum dimakan, buah ini justru lebih nikmat disantap langsung bersama kulitnya. Penasaran? Yuk, kenalan lebih dekat dengan si mungil satu ini! Apa Itu Jeruk Nagami? Jeruk Nagami memiliki nama ilmiah Fortunella margarita. Buah ini berasal dari kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan termasuk dalam keluarga Rutaceae, sama seperti jeruk pada umumnya. Yang membuat jeruk ini istimewa adalah bentuk dan rasa unik yang tidak ditemukan pada jenis jeruk lain. Ciri khas: Bentuk: Lonjong seperti kapsul, panjang sekitar 2–5 cm Kulit: Oranye cerah, tipis, dan bisa langsung dimakan Rasa: Kulit manis, daging buah asam segar Biji: Sedikit, kecil, berwarna hijau kekuningan Pohon: Tingginya bisa mencapai 2–4 meter, berdaun hijau mengilap Fakta Unik: Kulitnya justru lebih manis dari daging buahnya! Keunikannya yang Jarang Diketahui Bisa Dimakan Langsung dengan Kulitnya Inilah keunikan utamanya. Kulitnya yang manis dan lembut membuat kamu tidak perlu repot mengupas, cukup cuci bersih dan langsung gigit. Rasanya adalah kombinasi menyegarkan antara manis dan asam. Ukurannya Kecil dan Imut Karena bentuknya yang mini, buah ini sering dijadikan garnish pada hidangan, topping minuman, atau camilan sehat yang praktis. Tahan Segala Cuaca Buah ini tahan terhadap panas dan dingin, sehingga cocok ditanam di berbagai wilayah. Harga di Pasaran Karena termasuk buah unik dan eksklusif, harga buah ini tergolong premium, apalagi jika belum banyak tersedia di daerah tertentu. Buah segar: Rp50.000–Rp80.000/kg Bibit tanaman: Rp75.000–Rp150.000, tergantung ukuran bibit Fakta Menarik: Di luar negeri seperti Jepang dan Amerika Serikat, jeruk nagami dijual sebagai buah mewah dengan harga yang jauh lebih tinggi. Kenapa Jeruk Nagami Layak Dicoba? Jeruk Nagami adalah buah mungil yang unik, sehat, dan praktis. Kandungan vitamin C, serat, dan antioksidan di dalamnya mendukung daya tahan tubuh sekaligus menjaga pencernaan. Rasanya manis-asam, kulitnya bisa langsung dimakan, dan cara menanamnya pun tergolong mudah. Tak hanya nikmat sebagai camilan, jeruk ini juga cocok menghiasi taman rumahmu. Kalau kamu sedang mencari buah sehat yang beda dari biasanya, buah ini layak banget dicoba!

Tanaman tomat layu
Read More
Hama dan Penyakit

Penyebab Tanaman Tomat Layu & Solusi Alaminya

Penyebab tanaman tomat layu sering kali tidak disadari hingga kondisi tanaman memburuk dan gagal panen. Tanaman yang sebelumnya segar, tiba-tiba tampak menguning, lunglai, atau bahkan mati. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari kesalahan penyiraman hingga serangan hama dan penyakit. Mengetahui penyebab tanaman tomat layu sejak dini menjadi langkah penting agar kamu bisa mencegah kerusakan lebih parah. Berikut ini lima penyebab utamanya beserta solusi alami yang bisa kamu lakukan. Kurang Air Air merupakan kebutuhan utama bagi tomat. Bila penyiraman terlalu jarang, batang dan daun akan kehilangan tekanan turgor, sehingga terlihat lunglai dan kering. Solusi:Siram tanaman secara teratur, terutama saat cuaca panas. Lakukan penyiraman pada pagi atau sore hari agar air tidak langsung menguap. Kelebihan Air Terlalu banyak air juga berbahaya. Media tanam yang terlalu lembap bisa menyebabkan akar membusuk, mengganggu aliran nutrisi, dan membuat tanaman lemah. Solusi:Pastikan sistem drainase pot atau lahan cukup baik. Siram saat media mulai mengering, bukan saat masih basah. Stres Akibat Pindah Tanam Tomat yang baru dipindahkan ke media tanam baru bisa mengalami stres lingkungan, terutama jika akarnya terganggu saat proses transplantasi. Solusi:Lakukan pindah tanam di sore hari saat cuaca lebih sejuk. Hindari perubahan drastis pada lingkungan tanam dan berikan nutrisi pendukung adaptasi. Penyakit Layu Jamur Jenis jamur seperti Fusarium dan Verticillium adalah penyebab umum penyakit layu. Jamur ini menyerang sistem pembuluh tanaman sehingga aliran air dan nutrisi terganggu. Solusi:Buang tanaman yang sudah terinfeksi parah agar tidak menular. Gunakan media tanam yang steril dan jangan menanam tomat di lahan bekas tanaman yang terkena penyakit ini. Serangan Hama Pengganggu Hama seperti penggerek batang dan nematoda simpul akar bisa menyebabkan tanaman layu karena merusak jaringan pengangkut nutrisi dan air. Solusi:Gunakan metode pengendalian hama alami seperti insektisida nabati. Untuk pencegahan, tanam bibit yang sehat dan berkualitas. Gunakan Pupuk Organik untuk Memperkuat Tanaman Untuk menghindari penyebab tanaman tomat layu, kamu juga perlu menjaga kesuburan tanah dan kekuatan akar. Salah satu cara terbaik adalah dengan memberi asupan pupuk organik berkualitas. Gunakan Pupuk Organik Ansell, pupuk yang telah terdaftar di KEMENTAN, mengandung mikroorganisme aktif, asam organik, serta unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman tomat untuk: Menguatkan akar Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit Menstabilkan pH tanah Membuat media tanam jadi lebih gembur dan subur Pupuk ini ramah lingkungan, efisien, dan aman digunakan dalam jumlah besar, cocok untuk petani maupun hobiis rumahan. Dengan memahami penyebab tanaman tomat layu, kamu bisa segera melakukan tindakan perbaikan sebelum tanaman rusak lebih jauh. Mulai dari penyiraman yang tepat, pengendalian hama, hingga penggunaan pupuk organik alami, semua bisa membantu tomat tumbuh lebih sehat dan siap panen. Rawat tanamannya dari akar, dan hasil panen segar akan menyusul!

Petani Muda
Read More
Edukasi

Petani Muda Langka, Siapa yang Bakal Jaga Pangan?

Meski sektor pertanian menjadi tulang punggung ketahanan pangan Indonesia, semakin sedikit anak muda yang tertarik untuk terjun ke sawah. Di tengah gempuran era digital dan urbanisasi, profesi petani dinilai kurang menarik dan tidak menjanjikan masa depan yang cerah. Lalu, apa penyebabnya? Dan bagaimana nasib pertanian kita jika generasi muda terus menjauh? Dominasi Petani Tua, Regenerasi Jalan di Tempat Data Sensus Pertanian 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hal yang mengkhawatirkan. Lebih dari 42% petani Indonesia kini berusia di atas 55 tahun. Sebaliknya, hanya sekitar 21,93% yang berusia antara 19–39 tahun. Ini berarti, jumlah petani muda sangat minim dan regenerasi nyaris mandek. Jika kondisi ini terus berlanjut, Indonesia berisiko mengalami kekurangan tenaga kerja produktif di sektor pertanian. Tanpa adanya regenerasi yang kuat, bukan tidak mungkin pertanian kita akan stagnan — bahkan menghadapi krisis jangka panjang. Kenapa Anak Muda Enggan Jadi Petani? 1. Profesi Kurang Bergengsi Banyak anak muda menganggap bertani sebagai pekerjaan kelas dua. Dibandingkan karier di sektor digital atau kantoran, bertani masih terlihat kuno dan kurang bergengsi. 2. Penghasilan Tidak Stabil Risiko gagal panen dan harga pasar yang fluktuatif membuat banyak orang ragu memilih bertani sebagai mata pencaharian utama. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang lebih pasti secara finansial. 3. Akses Lahan dan Modal Terbatas Harga tanah mahal dan minimnya dukungan pembiayaan membuat usaha tani sulit dimulai. Belum lagi program kredit ramah petani muda masih sangat terbatas. 4. Minim Teknologi dan Inovasi Di berbagai daerah, sistem pertanian masih tradisional. Padahal, generasi muda lebih tertarik pada hal-hal modern, efisien, dan berbasis teknologi. 5. Gaya Hidup Urban Mendominasi Urbanisasi membuat banyak anak muda memilih tinggal dan bekerja di kota. Lingkungan desa yang erat kaitannya dengan pertanian, dirasa kurang cocok dengan gaya hidup mereka yang dinamis. Kalau Petani Muda Tak Ada, Apa Risikonya? Jika kita terus bergantung pada petani berusia lanjut, maka: Produktivitas menurun, karena tenaga kerja makin menua. Ketahanan pangan terancam, akibat penurunan jumlah petani produktif. Inovasi jalan di tempat, karena teknologi sulit diterapkan tanpa pelibatan generasi muda. Solusi: Saatnya Bertani Naik Kelas 1. Modernisasi Pertanian Teknologi seperti drone, smart farming, dan aplikasi pertanian digital bisa membuat sektor ini terlihat keren dan relevan di mata anak muda. 2. Pelatihan Inovatif Workshop, sekolah lapang, dan edukasi berbasis media sosial dapat mengubah stigma bahwa bertani itu kuno. 3. Dukungan Finansial yang Konkret Pemerintah dan swasta perlu membuka akses pembiayaan dan memberikan subsidi alat pertanian untuk mendorong minat generasi muda. 4. Bangun Narasi Positif Media dan influencer berperan besar dalam menampilkan sosok petani muda yang sukses dan berdaya. Petani Itu Profesi Masa Depan Pertanian tidak lagi sekadar urusan cangkul dan lumpur. Di era digital, bidang ini bisa menjadi lahan usaha modern yang menjanjikan, asalkan ada dukungan ekosistem yang memadai. Anak muda memiliki potensi besar menjadi ujung tombak transformasi sektor pangan Indonesia. Tapi potensi itu tak akan berarti apa-apa tanpa aksi nyata dari kita semua.

Regrow
Read More
Budidaya

Regrow: Hemat, Sehat dan Ramah Lingkungan

Tahukah kamu bahwa sisa sayuran di dapur seperti pangkal daun bawang atau batang selada ternyata bisa ditanam ulang? Teknik ini disebut regrow, yaitu cara menumbuhkan kembali tanaman dari sisa-sisa dapur yang biasa dibuang. Praktis, murah, dan bisa dilakukan siapa saja, bahkan tanpa pengalaman berkebun! Apa Itu Regrow? Regrow adalah metode menanam ulang tanaman dari bagian sayuran yang masih memiliki potensi tumbuh, seperti akar, batang, atau pangkal daun. Kamu tidak perlu tanah luas atau alat berkebun lengkap—cukup gelas air, pot kecil, dan tempat yang terkena cahaya matahari. Sayuran yang Bisa Di-regrow dengan Mudah Berikut beberapa jenis sayuran dan rempah dapur yang cocok untuk teknik regrow di rumah: Daun Bawang: Sisakan 2–3 cm dari akarnya, rendam dalam air, dan ganti air tiap hari. Selada, Sawi, Bok Choy: Gunakan bagian pangkal, taruh di wadah berisi air hingga tumbuh tunas. Wortel: Bagian atas wortel bisa ditaruh di air dan akan tumbuh daun baru. Seledri: Pangkal seledri bisa tumbuh kembali jika direndam air dan diletakkan di tempat terang. Bawang Merah/Putih: Siung yang bertunas bisa ditanam langsung di tanah. Kentang dan Ubi: Umbi bertunas bisa dikubur di tanah untuk menghasilkan tanaman baru. Manfaat Melakukan Regrow di Rumah Hemat Belanja DapurTidak perlu sering beli sayur di pasar—cukup tanam ulang dari sisa dapur dan panen berulang kali. Kurangi Sampah OrganikAlih-alih membuang, kamu bisa mengolah sisa sayuran menjadi tanaman baru. Langkah kecil menuju gaya hidup ramah lingkungan dan zero waste. Mudah dan Bisa Dilakukan Siapa SajaRegrow cocok untuk pemula, bahkan anak-anak. Cukup siapkan air, sinar matahari, dan sedikit kesabaran. Pasokan Sayur Segar Setiap SaatKamu bisa memanen sayuran segar dari dapur sendiri kapan saja—lebih sehat dan bebas pestisida! Percantik RumahTanaman regrow bisa jadi dekorasi alami. Letakkan di dekat jendela dapur agar rumah terasa lebih hidup dan hijau. Bantu Perbaiki Kualitas UdaraTanaman hijau bisa menyerap polutan dan memberikan oksigen segar di dalam ruangan. Regrow: Cara Cerdas Berkebun di Lahan Terbatas Kalau kamu ingin mulai berkebun tapi tidak punya lahan luas, regrow bisa jadi pilihan terbaik. Praktis, murah, dan menyenangkan. Mulailah dari yang paling mudah seperti daun bawang, selada, atau seledri. Lalu rasakan sendiri manfaatnya untuk dompet, lingkungan, dan kesehatan keluarga.

Buah Matoa
Read More
Buah dan Tanaman Unik

Buah Matoa: Tiga Rasa dalam Satu Gigitan

Buah matoa mungkin belum terlalu akrab di lidah banyak orang, tapi begitu mencicipinya, kamu pasti langsung terkesan. Buah asli Papua ini menghadirkan rasa manis khas yang mengingatkan kita pada rambutan, kelengkeng, dan aroma lembut durian dalam satu gigitan. Tidak hanya enak, buah matoa juga menyimpan nilai ekonomi dan manfaat kesehatan yang luar biasa. Asal-Usul Buah Matoa Matoa (Pometia pinnata) tumbuh subur di Papua dan menyebar ke berbagai daerah tropis lainnya seperti Maluku, Sulawesi, hingga Kalimantan. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Sapindaceae, sama seperti rambutan dan kelengkeng. Masyarakat Papua menganggap buah ini sebagai buah istimewa karena pohonnya hanya berbuah sekali dalam setahun, biasanya antara Juli hingga Oktober. Tidak heran kalau buah ini menjadi buah musiman yang cukup langka dan diburu banyak orang. Apa yang Membuat Buah ini Istimewa? Rasa yang Kaya dan Kompleks Matoa menyuguhkan rasa manis legit, teksturnya kenyal seperti kelengkeng, dan ada aroma lembut mirip durian. Kombinasi ini menjadikan matoa salah satu buah tropis dengan karakter rasa paling unik. Bentuk dan Warna yang Menarik Buah matoa berbentuk lonjong berukuran sekitar 3–5 cm. Saat mentah, kulitnya berwarna hijau. Tapi begitu matang, warnanya berubah menjadi ungu tua atau merah kecokelatan. Musiman dan Terbatas Karena pohonnya hanya berbuah satu kali dalam setahun, matoa tidak mudah ditemukan sepanjang waktu. Hal ini membuat matoa terasa eksklusif dan istimewa ketika musimnya tiba. Tumbuh di Pohon Tinggi Pohon matoa bisa tumbuh hingga 18 meter. Buahnya muncul bergerombol dalam satu tandan di antara daun-daun lebat, mirip seperti kelengkeng. Manfaat Kesehatan Buah Matoa Selain rasanya yang nikmat, matoa juga memberikan berbagai manfaat untuk tubuh: Meningkatkan Imun Tubuh: Kandungan vitamin C membantu tubuh melawan infeksi dan memperkuat daya tahan. Menjaga Kesehatan Kulit: Vitamin E dalam matoa berfungsi sebagai antioksidan alami yang membuat kulit tetap sehat dan segar. Mengurangi Stres: Kandungan nutrisi dalam matoa membantu menyeimbangkan hormon dan memberikan efek relaksasi. Melancarkan Pencernaan: Serat alami di dalamnya membuat sistem pencernaan bekerja lebih optimal. Menambah Energi: Gula alami dalam matoa cepat diserap tubuh dan cocok untuk mengisi ulang tenaga. Berapa Harga Buah Matoa? Saat musim panen di Papua, penjual biasanya menawarkan matoa dengan harga sekitar Rp50.000 hingga Rp80.000 per kilogram. Tapi ketika buah ini sampai ke kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, harganya bisa melonjak hingga Rp150.000–Rp200.000 per kilogram. Musim panen yang singkat dan distribusi terbatas membuat buah ini tergolong premium. Kenapa Kamu Harus Coba? Matoa bukan hanya buah dengan rasa menarik, tapi juga simbol kekayaan alam Indonesia. Ketika kamu mencicipinya, kamu ikut merasakan cerita panjang dari tanah Papua—tanah yang subur, kaya budaya, dan penuh kejutan tropis. Buah ini memberikan pengalaman unik yang tidak kamu dapatkan dari buah tropis lainnya. Rasanya kompleks, bentuknya eksotis, dan manfaatnya beragam. Matoa juga mengajarkan kita bahwa Indonesia menyimpan banyak kekayaan alam yang luar biasa dan patut kita jaga. Kalau kamu menemukan buah matoa di pasar atau toko buah langka, jangan ragu membelinya. Rasakan sendiri sensasi “3 rasa dalam satu buah” yang hanya hadir di waktu tertentu setiap tahunnya!

tanaman usir hama
Read More
Hama dan Penyakit

Tanaman Pengusir Hama Alami, Gak Perlu Pakai Pestisida Lagi!

Menjaga kebun tetap sehat tanpa pestisida bukan hal yang mustahil. Salah satu solusi alaminya adalah menanam tanaman pengusir hama. Tanaman ini bekerja secara alami untuk mengusir serangga perusak. Selain itu, mereka ramah lingkungan dan mendukung pertanian organik yang berkelanjutan. Bagaimana Cara Kerja Tanaman Pengusir Hama? Tanaman pengusir hama, atau refugia, menghasilkan senyawa kimia yang tidak disukai serangga. Senyawa ini, seperti aroma atau rasa tertentu, membuat hama enggan mendekat. Beberapa tanaman bahkan bisa membunuh hama secara langsung. Tak hanya itu, tanaman ini juga mengundang predator alami seperti laba-laba dan capung. Dengan kehadiran predator tersebut, populasi hama bisa ditekan secara alami—proses ini dikenal sebagai pengendalian hayati (biocontrol). 5 Tanaman Pengusir Hama yang Mudah Ditanam di Rumah Marigold Bunga marigold dikenal karena warna emasnya yang mencolok. Namun di balik keindahannya, bunga ini mengandung senyawa pyrethrin yang mampu membunuh berbagai serangga seperti kutu dan lalat.Tanaman ini juga menarik predator alami seperti laba-laba dan capung. Untuk hasil maksimal, tanamlah marigold di area strategis kebun. Perawatannya mudah, cukup disiram secara rutin namun tidak berlebihan. Mint Mint tidak hanya menyegarkan dalam minuman, tapi juga efektif mengusir serangga. Daunnya mengandung menthol, senyawa alami yang dapat mengusir semut, lalat, hingga kutu.Menariknya lagi, tanaman mint dapat mengundang kupu-kupu—yang juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem kebunmu. Serai Wangi Serai wangi (Cymbopogon citratus) mengandung citronella, senyawa alami yang dikenal ampuh mengusir nyamuk dan serangga lainnya. Tanaman ini sering dipakai sebagai pengganti pestisida dalam pertanian organik.Serai mudah ditanam di pot dan juga bisa menjadi elemen dekoratif yang memberi aroma segar alami di rumah. Basil Basil (Ocimum basilicum) bukan hanya memperkaya cita rasa masakan, tapi juga menjadi pelindung alami dari hama. Daunnya mengandung estragole dan eugenol—dua senyawa yang sangat dibenci oleh kutu daun, lalat, dan semut.Tanamlah basil di sekitar tanaman utama untuk menciptakan zona pelindung yang alami. Lavender Lavender terkenal sebagai pengusir tikus dan nyamuk. Namun siapa sangka, aromanya yang menenangkan juga ampuh menolak kehadiran kutu dan hama lain?Kamu bisa menanam lavender di sekitar kebun atau dekat tanaman utama untuk perlindungan ekstra sekaligus menambah nilai estetika. Kenapa Harus Coba? Ini Keuntungannya Mengurangi Ketergantungan pada Pestisida Tanaman pengusir hama bisa menggantikan pestisida kimia. Akibatnya, kebun jadi lebih sehat dan bebas dari bahan berbahaya. Menjaga Keseimbangan Ekosistem Karena tidak mengganggu serangga bermanfaat seperti lebah dan kupu-kupu, ekosistem kebun tetap terjaga. Ini penting untuk proses penyerbukan dan pertumbuhan tanaman. Meningkatkan Kualitas Tanah Akar beberapa tanaman seperti legum dapat memperbaiki struktur tanah. Mereka juga mencegah erosi dan mempertahankan kesuburan. Panen Lebih Sehat dan Aman Tanpa paparan bahan kimia, hasil panen lebih aman dikonsumsi. Tanaman juga tumbuh lebih kuat karena minim gangguan dari hama. Produktivitas yang Lebih Optimal Tanaman yang tidak stres akibat serangan hama akan tumbuh lebih baik. Hasilnya, panen jadi lebih banyak dan berkualitas tinggi. Dengan memahami manfaat dan cara kerja tanaman pengusir hama, kamu bisa mulai beralih ke metode berkebun yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Yuk, coba tanam salah satu dari lima tanaman di atas di kebun atau halaman rumahmu!

Buah Naga Menggunakan Lampu di Malam Hari
Read More
Edukasi

Buah Naga Menggunakan Lampu di Malam Hari, Ini Alasannya!

Kalau kamu pernah melewati kebun buah naga di malam hari, kamu mungkin bertanya-tanya: kenapa buah naga menggunakan lampu? Ternyata, lampu-lampu itu bukan sekadar penerangan atau dekorasi, tapi punya peran penting untuk membantu tanaman tumbuh optimal dan lebih produktif. Yuk, kita bahas kenapa cahaya tambahan sangat dibutuhkan oleh buah naga! Kenapa Buah Naga Menggunakan Lampu? Buah naga (Hylocereus spp.) termasuk tanaman tropis yang menyukai sinar matahari. Ia tergolong long-day plant, artinya butuh pencahayaan lebih dari 12 jam sehari agar bisa berbunga dan berbuah. Tapi sayangnya, di musim hujan atau saat cuaca mendung, durasi sinar matahari jadi lebih pendek. Nah, di sinilah peran lampu tambahan. Dengan bantuan cahaya buatan, tanaman tetap bisa “merasa” sedang berada di hari yang panjang, sehingga proses pembungaan tetap berlangsung. Manfaat Lampu untuk Tanaman Buah Naga Merangsang Pembungaan di Malam HariCahaya lampu menggantikan sinar matahari yang kurang, sehingga tanaman tetap bisa berbunga walau malam tiba lebih cepat. Mempercepat Siklus PanenBiasanya buah naga hanya bisa dipanen 1–2 kali setahun. Dengan pencahayaan tambahan, panen bisa meningkat jadi 4–6 kali dalam setahun. Meningkatkan Jumlah dan Kualitas BuahTanaman yang mendapat cahaya optimal cenderung menghasilkan buah lebih besar, lebih manis, dan warnanya lebih cerah. Mengurangi Risiko Gagal PanenLampu membantu menjaga produktivitas saat cuaca tidak mendukung Jenis Lampu yang Digunakan  Lampu LEDEfisien dan tahan lama, cocok karena punya spektrum cahaya merah yang merangsang pembungaan. Lampu NeonLebih murah dan cukup terang untuk kebun kecil, meski usia pakainya lebih pendek. Lampu PijarDulu sering dipakai, tapi kini mulai ditinggalkan karena boros energi. Biasanya, lampu dinyalakan selama 4–6 jam di malam hari, terutama di musim hujan. Penempatannya dibuat merata agar seluruh tanaman dapat cahaya yang cukup. Lampu di kebun buah naga bukan hanya sekadar penerangan. Ini adalah strategi cerdas untuk meningkatkan hasil panen, menjaga produktivitas, dan menghasilkan buah yang lebih unggul. Walaupun ada biaya awal, manfaat jangka panjangnya sangat menguntungkan—terutama untuk petani yang ingin panen sepanjang tahun.

Tomat Kerdil
Read More
Budidaya

Tomat Kerdil: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pernah merasa frustrasi karena tanaman tomat yang kamu tanam tumbuh kerdil dan tak kunjung lebat? Jangan khawatir, kondisi ini cukup umum terjadi, baik bagi petani berpengalaman maupun pemula yang baru mencoba berkebun. Tanaman tomat yang kerdil bisa menjadi pertanda ada yang tidak beres pada proses perawatannya. Yuk, cari tahu apa saja penyebab utamanya dan bagaimana cara mengatasinya agar tomatmu bisa tumbuh subur dan berbuah banyak! 1. Kekurangan Nutrisi sebab Tomat Kerdil Tomat termasuk tanaman yang rakus nutrisi. Ketika tidak mendapatkan asupan gizi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, pertumbuhannya akan terhambat. Tanda-tanda Umum: Nitrogen kurang: Daun menguning dan tanaman terlihat lemah. Fosfor kurang: Tepi daun berwarna ungu, daun menguning. Kalium kurang: Ujung daun kering, tampak gosong. Solusi Praktis: Gunakan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang yang kaya unsur hara. Lakukan pemupukan rutin dengan takaran yang sesuai kebutuhan tanaman. 2. Penyiraman Tidak Konsisten Air memang penting, tapi terlalu banyak atau terlalu sedikit justru bisa bikin tanaman stres dan pertumbuhannya terhambat. Ciri-cirinya: Kurang air: Daun layu, menggulung, tanah sangat kering. Kelebihan air: Daun menguning, batang mudah roboh, tanah becek. Tips Penanganan: Cek kelembapan tanah secara berkala. Siram di pagi hari, cukup 2–3 kali seminggu (tergantung cuaca). Pastikan sistem drainase lancar, terutama kalau pakai pot. Catatan: Hindari menyiram saat siang terik karena bisa menyebabkan daun “terbakar”. 3. Kondisi Tanah Kurang Mendukung Tanah yang terlalu padat atau miskin nutrisi bisa menghambat pertumbuhan akar, membuat tanaman kesulitan menyerap air dan zat gizi. Tanda-Tanda: Tanaman lambat tumbuh meski sudah disiram dan dipupuk. Tanah keras dan sulit digemburkan. Solusi: Campurkan sekam, pasir, atau kompos untuk memperbaiki struktur tanah. Gunakan media tanam gembur seperti campuran tanah dan cocopeat. Jaga pH tanah di kisaran 6–6.8 agar nutrisi mudah diserap tanaman. 4. Serangan Hama & Penyakit sebab Tomat Kerdil Hama seperti kutu daun, ulat, hingga penyakit jamur bisa menguras energi tanaman, bahkan menyebabkan pertumbuhan tomat jadi stagnan. Gejala Umum: Daun berlubang, mengeriting, atau terdapat bercak hitam. Batang menghitam, tanaman layu meski disiram rutin. Langkah Penanganan: Gunakan semprotan alami dari bawang putih untuk hama kecil. Tabur abu kayu untuk mengusir ulat. Atasi jamur dengan cairan kunyit atau cuka apel. Pangkas bagian tanaman yang sakit agar tidak menyebar. 5. Kurang Paparan Sinar Matahari Tomat sangat menyukai sinar matahari. Kurangnya cahaya bisa membuat tanaman tumbuh tinggi namun lemah dan tidak produktif. Gejalanya: Batang memanjang tapi ringkih (etiolasi). Daun kecil dan pucat. Solusi Efektif: Tempatkan tanaman di area yang terkena sinar matahari langsung minimal 6 jam/hari. Gunakan reflektor cahaya seperti aluminium foil untuk membantu pencahayaan. Bila menanam indoor, gunakan grow light sebagai pencahayaan tambahan. Tomat Subur Dimulai dari Perawatan yang Tepat Tanaman tomat yang kerdil bukan akhir segalanya. Dengan mengenali penyebabnya sejak dini dan melakukan perawatan yang sesuai, kamu bisa mengembalikan kesuburan tanaman dan menghasilkan panen yang melimpah. Kuncinya adalah memberikan nutrisi yang cukup, menjaga penyiraman, memperhatikan kualitas tanah, mengatasi hama sejak awal, dan memastikan sinar matahari cukup. Yuk, praktikkan tips di atas dan rasakan bedanya pada tanaman tomat di kebunmu!

Cucamelon
Read More
Buah dan Tanaman Unik

Cucamelon: Buah Mini Mirip Semangka yang Unik

Cucamelon, Tanaman mungil yang dikenal dengan nama mouse melon atau Mexican sour gherkin ini memang menarik perhatian. Meski tampak seperti semangka berukuran kecil, buah ini justru memiliki rasa seperti mentimun dengan sedikit sensasi asam. Popularitasnya kian naik karena bentuknya yang lucu, segarnya rasa, serta nilai gizinya yang menyehatkan. Yuk, simak lebih lanjut! Apa Itu Buah Cucamelon Ini? Buah eksotis ini berasal dari Meksiko dan kawasan Amerika Tengah. Dalam dunia botani, tanaman ini masih satu keluarga dengan mentimun dan labu-labuan. Walau baru mulai dikenal luas, tanaman tersebut telah dibudidayakan secara tradisional selama ratusan tahun di daerah asalnya. Ciri khas buah: Ukuran kecil, sekitar 2–3 cm, berbentuk lonjong. Warna kulit hijau dengan pola menyerupai semangka. Teksturnya renyah, dengan biji kecil di bagian dalam. Rasa menyerupai mentimun segar, ditambah sedikit rasa asam seperti jeruk nipis. Fakta unik: Dalam bahasa Spanyol, buah ini disebut sandía de ratón alias “semangka tikus”. Keunikan yang Menarik Dikenal Bentuk yang Menggemaskan Penampilannya yang menyerupai semangka mini menjadikannya menarik untuk dijadikan hiasan makanan atau camilan lucu. Tahan di Iklim Panas Tanaman ini mampu bertahan di cuaca panas dan kering, cocok ditanam di daerah tropis seperti Indonesia. Rasa Segar yang Unik Rasanya menyegarkan dan bisa dinikmati langsung, dijadikan acar, atau campuran dalam salad. Mudah Ditanam di Rumah Termasuk tanaman merambat yang cepat tumbuh, cocok untuk kebun rumahan atau pot gantung. Berapa Harga di Pasaran? Karena masih tergolong langka di Indonesia, buah mungil ini belum banyak dijual di toko buah lokal. Namun, di luar negeri seperti Amerika atau Eropa, buah ini termasuk bahan makanan premium. Di pasar internasional, harganya berkisar antara $10–$15/kg (sekitar Rp150.000–Rp225.000). Di Indonesia, benih tanaman ini tersedia online dengan harga sekitar Rp25.000–Rp50.000 per kemasan kecil. Semangka mini satu ini bukan cuma lucu bentuknya, tapi juga segar dan sehat. Karena mudah dibudidayakan, buah ini bisa jadi pilihan menarik untuk menambah koleksi tanaman di rumah sekaligus camilan sehat. Tertarik mencoba?