Budidaya sawi putih menjadi salah satu kegiatan pertanian populer di kalangan petani. Keberhasilan penanaman sawi putih sangat dipengaruhi oleh perawatan, teknik budidaya yang tepat, dan waktu penanaman yang sesuai dengan iklim. Pada musim kemarau, tanaman tumbuh lebih baik karena ketersediaan cahaya matahari yang cukup serta rendahnya serangan hama dan penyakit. Namun, musim penghujan memberikan tantangan baru. Meski kelembapan mendukung pertumbuhan, kondisi ini juga ideal bagi perkembangan hama dan penyakit. Persyaratan Tumbuh Sawi putih berkembang optimal di daerah sejuk, terutama di dataran tinggi Indonesia. Petani biasanya memanen sawi putih pada tahap vegetatif sebelum berbunga. Tanaman ini memerlukan tanah lempung sampai lempung berpasir yang gembur, dengan pH tanah optimal antara 6,0 hingga 6,8. Ketinggian ideal untuk penanaman berkisar antara 600 hingga 1.500 mdpl, dengan sinar matahari langsung dan drainase yang baik. Proses Penanaman Untuk penanaman, buat lubang tanam pada mulsa plastik hitam perak dengan diameter sekitar 8 cm dan kedalaman 10 cm, lalu tambahkan furadan 0,5-1 gram untuk mencegah serangan serangga. Sebelum menanam, desinfeksi bibit dengan fungisida dan bakterisida selama 5-10 menit. Tanam bibit hingga leher akarnya. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan sawi putih meliputi beberapa langkah penting: Penyulaman: Periksa seluruh tanaman setelah 7 hari setelah tanam (HST). Ganti bibit yang mati dengan bibit baru untuk memastikan pertumbuhan optimal. Pemupukan Susulan: Berikan pupuk anorganik yang mengandung unsur N, P, dan K setelah pemupukan dasar untuk menambah unsur hara yang kurang. Pengairan: Jaga pemberian air dengan baik. Mulsa plastik membantu menahan kelembapan, tetapi hindari terlalu banyak air karena dapat menghambat pertumbuhan. Kekurangan air juga berbahaya, menyebabkan daun cepat tua dan layu. Penyiangan: Lakukan penyiangan agar rumput dan tanaman lain tidak mengganggu pertumbuhan. Mereka bersaing untuk mendapatkan nutrisi, dan jika dibiarkan, kebutuhan hara sawi putih terhambat. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT): Periksa tanaman secara rutin. Gunakan pestisida sesuai kebutuhan untuk mengendalikan hama, seperti ulat daun. Panen dan Penanganan Pasca Panen Sawi putih siap dipanen dalam waktu 40-87 hari setelah tanam. Ciri-ciri siap panen meliputi daun bawah yang menguning, krop yang kompak dan padat, serta tanaman yang belum berbunga. Untuk memanen, potong pangkal batang dekat permukaan tanah dengan pisau tajam dan kumpulkan hasil panen di tempat teduh. Waktu terbaik untuk memanen adalah pada pagi atau sore hari agar kualitas sayuran terjaga. Pengemasan sawi putih untuk pasar supermarket memerlukan tahapan khusus. Setelah dipanen, kupas daun hijau di sekitar krop, ratakan batangnya, dan bungkus dengan plastik wrapping. Untuk pasar tradisional, biarkan daun hijau membungkus krop agar tidak terjadi gesekan selama pengangkutan. Pengupasan dilakukan setelah sampai di tempat penampungan. Dengan menerapkan teknik budidaya yang efektif, pemeliharaan yang baik, dan penanganan pasca panen yang tepat, petani dapat mencapai hasil optimal dalam budidaya sawi putih. Fokus pada setiap tahap, mulai dari persiapan tanah hingga pengendalian hama, adalah kunci untuk menghasilkan tanaman yang sehat dan siap dipasarkan. Mari tingkatkan produktivitas dan kualitas sawi putih untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.