Apakah Anda pernah mengalami penurunan hasil panen yang drastis setelah beberapa kali musim tanam? Jika ya, mungkin Anda sedang menghadapi masalah tanah tandus. Di Indonesia, fenomena tanah tandus pasca panen menjadi tantangan serius bagi para petani, terutama di sektor pertanian sayuran. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia memiliki lahan dengan potensi besar, mencapai 192 juta hektar, termasuk 144 juta hektar lahan kering. Namun, sekitar 30% lahan pertanian di Indonesia mengalami penurunan kesuburan setiap tahunnya. Lalu, apa yang menyebabkan tanah menjadi tandus dan bagaimana cara mengatasinya? Penyebab Tanah Tandus Pasca Panen Penggunaan Pupuk Kimia Berlebihan Pupuk kimia memang memberikan hasil cepat, tetapi penggunaan berlebihan merusak struktur tanah. Tanah menjadi bergantung pada pupuk dan kehilangan kemampuan memproduksi nutrisi alami. Mikroorganisme bermanfaat pun berkurang, membuat tanah kurang subur. Minimnya Kandungan Clay (Lempung) Clay bertindak sebagai ‘lem’ yang menahan air dan nutrisi dalam tanah. Tanah dengan sedikit clay mudah tererosi dan kehilangan nutrisi. Hasilnya, tanaman sulit tumbuh optimal. Hilangnya Unsur Hara Tanaman memerlukan unsur hara seperti nitrogen untuk daun, fosfor untuk akar, dan kalium untuk buah. Jika tanah kekurangan unsur ini, pertumbuhan tanaman terhambat dan hasil panen menurun. Curah Hujan Tidak Seimbang Air yang berlebihan atau terlalu sedikit bisa menjadi masalah. Hujan lebat mengikis lapisan tanah subur, sementara kekeringan membuat tanah menjadi keras dan retak. Kandungan Kapur dan Gypsum Berlebih Kapur dan gypsum dapat menetralkan tanah asam, tetapi jika berlebihan membuat tanah terlalu basa, sehingga nutrisi penting sulit diserap tanaman. Cara Mengatasi Tanah Tandus Gunakan Pupuk Organik Pupuk organik bekerja seperti multivitamin alami yang memberikan nutrisi secara perlahan dan berkelanjutan. Pupuk organik tidak hanya memberi makan tanaman, tapi juga memperbaiki struktur tanah, menambah unsur hara, meningkatkan daya serap air, dan mendukung mikroorganisme bermanfaat. Rotasi Tanaman Rotasi tanaman itu seperti pola makan seimbang untuk tanah. Dengan berganti-ganti tanaman, itu bisa memberikan kesempatan tanah untuk ‘istirahat’ dan memulihkan nutrisinya. Misalnya, setelah menanam tomat yang ‘makan’ banyak nitrogen, selanjutnya bisa menanam kacang-kacangan yang justru menambah nitrogen ke tanah. Rotasi tanaman juga membantu memutus siklus hama dan penyakit, sehingga tanaman lebih sehat tanpa perlu pestisida berlebihan. Pengolahan Tanah Minimal Hindari pengolahan tanah berlebihan yang dapat merusak struktur tanah dan mengurangi bahan organik. Penambahan Bahan Organik Kompos, mulsa, atau sisa tanaman yang dibiarkan di lahan akan terurai menjadi ‘hidangan lezat’ bagi bakteri dan cacing tanah. Proses ini tidak hanya menambah nutrisi, tapi juga memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air, dan menciptakan lingkungan yang ideal untuk akar tanaman. Menjaga kesuburan tanah bukan hanya tanggung jawab petani, tapi juga kita semua sebagai konsumen produk pertanian. Dengan memahami pentingnya pemulihan tanah pasca panen, kita bisa berperan aktif dalam mendukung pertanian berkelanjutan di Indonesia. Kunci mengatasi tanah tandus adalah perawatan alami dan seimbang. Nah, di sinilah Pupuk Organik Ansell hadir sebagai solusi tepat. Dengan kandungan unsur hara makro dan mikro yang seimbang, Ansell tidak hanya menyuburkan tanaman, tapi juga memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap air, dan mendukung kehidupan mikroorganisme bermanfaat. Temukan Pupuk Organik Ansell di toko tani terdekat. Atau, jika Anda ingin konsultasi lebih lanjut hubungi kami melalui WhatsApp berikut ini. ✆ WhatsApp kami disini, yuk!