Ansell Agro Indonesia

Hadir menjadi mitra yang handal bagi petani Indonesia dalam mendukung pertanian organik dan berkelanjutan.

Follow Us

Read More
Budidaya

Cara Membuat Cabai Lebih Pedas dan Cepat Berbuah di Rumah

Menanam cabai di rumah memang menyenangkan. Selain bisa dipanen sendiri, hasilnya juga bisa langsung dipakai untuk masak. Tapi, tahukah kamu kalau ada cara khusus agar cabai yang kamu tanam bisa terasa lebih pedas dari biasanya? Kuncinya ada pada senyawa bernama capsaicin, yaitu zat alami yang membuat cabai terasa panas di lidah. Jumlah capsaicin berbeda pada setiap varietas cabai, tapi dengan perawatan tertentu, kamu bisa membuat cabai yang ditanam jadi lebih pedas. Yuk, simak caranya! Cara Membuat Cabai Lebih Pedas Secara Alami 1. Pilih Varietas dengan Tingkat Kepedasan Tinggi Langkah awal yang paling penting adalah memilih varietas cabai yang memang dikenal pedas. Beberapa di antaranya: Carolina Reaper Ghost Pepper Trinidad Moruga Scorpion Cabai Rawit Hijau/Setan Kalau ingin lebih praktis, pilih varietas lokal yang mudah tumbuh di iklim tropis tapi tetap punya rasa pedas maksimal. 2. Kurangi Penyiraman Saat Berbuah Saat tanaman cabai mulai berbuah, batasi jumlah air yang diberikan. Kekurangan air ringan akan memicu tanaman memproduksi lebih banyak capsaicin sebagai bentuk pertahanan diri. Daun mungkin terlihat sedikit layu, tapi jangan khawatir hasilnya buah akan lebih pedas. 3. Gunakan Pupuk dengan Nitrogen Secukupnya Nitrogen membantu tanaman tumbuh subur, tapi kalai terlalu banyak justru membuat buahnya sedikit. Untuk hasil terbaik, gunakan pupuk organik seperti kompos atau kotoran ternak dengan dosis sesuai. Tambahkan saat bunga muncul, lalu ulangin setelah 2-3 minggu. Kamu juga bisa menyemprotkan larutan garam Epsom (satu sendok teh + 1 liter air) untuk merangsang bunga lebih banyak. 4. Tambahkan Unsur Belerang Belerang bisa meningkatkan rasa pedas cabai. Cara paling sederhana adalah menambahkan batang korek api (yang belum dipakai) ke media tanam atau menaburkan sedikit bubuk belerang di sekitar tanaman. Alternatif lain, gunakan larutan garam Epsom karena juga mengandung sulfur alami. 5. Bikin Tanaman Sedikit Stres Tanaman cabai yang mendapat “tekanan” ringan biasanya menghasilkan buah lebih pedas. Caranya dengan memangkas beberapa daun atau batang. Metode ini meniru kondisi saat tanaman diserang serangga. Sebagai respon, cabai akan memproduksi lebih banyak capsaicin untuk melindungi diri, hasilnya buah jadi lebih pedas. Kenapa Tanaman Cabai Kadang Tidak Mau Berbuah?  Meski sudah dirawat, banyak petani rumahan mengeluh cabainya tidak kunjung berbuah. Berikut beberapa penyebab umumnya: Cuaca tidak sesuai Cabai butuh sinar matahari minimal 6jam/hari dan suhu hangat (21-29°C). Jika terlalu dingin atau terlalu panas, bunga bisa rontok. Nutrisi tidak seimbang Terlalu banyak nitrogen membuat tanaman hijau subur tapi malas berbuah. Cabai lebih butuh fosfor (P) dan kalium (K) untuk merangsang pembungaan. Kekurangan sinar matahari Cabai yang ditanam di tempat teduh sulit berbunga karena fotosintesis tidak optimal. Bunga sering rontok Bisa karena cuaca ekstrem atau kurang kalsium, sehingga ujung bunga cepat busuk. Penyerbukan tidak optimal Tanaman butuh bantuan angin atau serangga. Kamu bisa bantu dengan sikat kecil untuk memindahkan serbuk sari. Serangan hama & penyakit Kutu kebul, trips hingga busuk buah sering jadi penghambat utama. Gunakan cara alami atau pestisida organik untuk mengendalikannya. Membuat cabai lebih pedas ternyata bukan hal mustahil. Dengan pemilihan varietas tepat, pengaturan air, pupuk seimbang, tambahan belerang, dan sedikit stres alami, buah cabai bisa punya rasa lebih pedas dari biasanya. Tapi jangan lupa, perhatikan juga faktor cuaca, nutrisi, sinar matahri, dan hama agar tanaman tetap sehat dan rajin berbuah. Dengan perawatan yang sesuai, kamu bisa panen cabai pedas, segar, dan melimpah dari pekarangan rumah sendiri.

Read More
Edukasi

Waktu Terbaik Menyiram Tanaman Sayuran: Pagi atau Sore?

Menyiram tanam sayuran adalah salah satu langkah penting dalam merawat kebun. Namun, memilh waktu penyiraman yang tepat sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan hasil panen tanaman, terutama saat cuaca panas. Waktu Terbaik Menyiram Tanaman Sayuran Secara umum, waktu terbaik menyiram tanaman sayuran adalah pagi hari, sekitar pukul 06.00-09.00. Menyiram di pagi hari membantu tanaman menyerap air sebelum suhu meningkat. Tanaman pun lebih siap menghadapi panas siang hari dan terhindar dari stres akibat kekurangan air. Meski menyiram di sore hari (sekitar pukul 16.00-18.00) juga diperbolehkan, penyiraman pagi lebih disarankan karena: Suhu udara masih sejuk Air tidak cepat menguap Mengurasi risiko jamur yang bisa tumbuh jika daun lembap saat malam Pentingnya Menyesuaikan Kebutuhan Air Tiap Jenis Sayuran Setiap jenis tanaman memiliki kebutuhan air yang berbeda. Sayuran seperti tomat, melon, atau timun mengandung banyak air, sehingga butuh penyiraman lebih rutin. Sebaliknya, tanaman speerti kacang-kacangan atau terong biasanya lebih tahan kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan: Media tanam harus subur dan mampu menyerap air dengan baik Tanaman muda umumnya butuh lebih banyak iar Penyiraman harus konsisten, namun  jangan berlebihan Bahaya Menyiram Terlalu Sering Banyak orang berpikir bahwa menyiram dua kali sehari akan membuat tanam tumbuh lebih cepat. Padahal, kelebihan air bisa berdampak buruk, seperti: Memicu pertumbuhan jamur Menyebabkan akar membusuk Menghambar sirkulasi udara dalam tanah Untuk mengetahui apakah tanaman membutuhkan air, kamu bsa mencoba cara sederhana yaitu ambil segenggam tanah dan jika masih menggumpal, berarti tanah cukup lembap. Jika kering dan hancur, waktunya menyiram. Tips menyiram Tanaman Sayuran Fokus menyiram bagian akar, bukan daun, agar air langsung terserap dengan baik Gunakan air bersih dan bebas klorin Tambahkan nutrisi organik untuk meningkatkan kualitas media tanam dan memperbaiki drainase Hindari menyiram di siang hari karena air akan cepat menguap dan bisa membuat tanaman semakin stres Menyiram di pagi hari adalah pilihan terbaik untuk menjaga tanaman tetap sehat dan kuat menghadapi panas. Hindari penyiraman siang hari, dan lakukan secara teratur dengan menyesuaikan kebutuhan tanaman. Dengan cara yang tepat, sayuran akan tumbuh subur, degar dan siap panen!

Read More
Budidaya

Budikdamber: Cara Mudah Budidaya Ikan dan Sayur

Ingin berkebun sekaligus memelihara ikan, tapi terbatas lahan? Tenang, kamu bisa coba budikdamber! Metode ini adalah singkatan dari Budidaya Ikan dalam Ember, yaitu teknik menanam sayuran dan memelihara ikan dalam satu wadah. Sistem ini sangat cocok untuk kamu yang tinggal di perkotaan atau tidak memiliki halaman luas. Ingin Bertanam & Pelihara Ikan di Tempat Sempit? Ini Solusinya Budikdamber memanfaatkan prinsip akuaponik sederhana. Di dalam ember, ikan dibudidayakan. Di bagian atas, tanaman seperti kangkung atau bayam tumbuh dalam net pot. Limbah dari ikan akan berubah menjadi pupuk alami bagi tanaman. Sebaliknya, akar tanaman membantu menyaring air agar tetap bersih bagi ikan. Hasilnya? Sistem yang saling menguntungkan dan minim limbah. Begini Cara Sistemnya Bekerja Untuk memulainya, kamu hanya perlu ember 80–100 liter, bibit ikan, bibit sayur, dan net pot. Isi ember dengan air bersih, lalu masukkan ikan seperti lele atau nila. Letakkan net pot berisi tanaman di atasnya. Gunakan media tanam ringan seperti arang sekam atau rockwool. Selanjutnya, tinggal rawat dan pantau pertumbuhan keduanya. Apa Saja Keuntungan Budikdamber? Hemat TempatCukup sediakan ember dan sedikit ruang—teras, balkon, atau halaman kecil. Ramah untuk PemulaAlat dan bahan murah, mudah ditemukan, dan tidak perlu skill khusus. Panen GandaLele bisa dipanen dalam 2–3 bulan, sedangkan sayur seperti kangkung sudah bisa dipetik tiap 2 minggu. Efisien AirAir tidak perlu diganti setiap hari, cukup tambahkan jika berkurang. Tanpa LimbahLimbah ikan jadi pupuk, tanaman menyaring air. Hasilnya: sistem ramah lingkungan. Pangan MandiriKamu bisa panen ikan dan sayur segar untuk kebutuhan rumah sendiri. Pilihan Ikan dan Tanaman yang Cocok Ikan: Lele: Mudah dirawat dan cepat besar Nila: Rasanya enak, pertumbuhan cepat Patin: Butuh kualitas air baik, tapi hasilnya meuaskan Mujair: Tahan banting dan mudah beradaptasi. Tanaman: Kangkung Bayam Sawi Selada Tanaman ini tumbuh cepat dan cocok di media tanam terbatas. Tips Praktis agar Sistem Ini Berhasil Kontrol pakan ikan: Jangan berlebihan agar air tetap jernih. Cek kondisi tanaman: Segera atasi hama atau daun layu Pakai pencahayaan alami atau lampu tanam: Sinar matahari langsung atau lampu tanam penting untuk fotosintesis. Panen rutin: Supaya sistem terus berjalan dan tidak overkapasitas. Kenapa harus coba Budikdamber? Budikdamber bukan hanya metode bertani modern, tapi juga gaya hidup baru. Selain hemat tempat dan biaya, kamu juga ikut menjaga siklus alam. Di tengah keterbatasan lahan, sistem ini menjadi solusi pangan mandiri yang praktis, ekonomis dan berkelanjutan.

Read More
Edukasi

Jangan Salah! Perbedaan Tanaman Semusim dan Tahunan

Dalam dunia pertanian dan budidaya, memahami perbedaan antara tanaman semusim dan tahunan sangat penting. Setiap jenis tanaman memiliki siklus hidup, metode perawatan, dan tujuan penanaman yang berbeda. Dengan memilih jenis tanaman yang tepat, petani bisa meningkatkan produktivitas serta efisiensi lahan—baik untuk skala kecil maupun skala besar. Apa Itu Tanaman Semusim? Tanaman semusim adalah jenis tanaman yang menyelesaikan seluruh siklus hidupnya hanya dalam satu musim tanam. Setelah melalui fase tanam, tumbuh, berbunga, berbuah, dan panen, tanaman akan mati. Untuk musim tanam berikutnya, petani perlu menanamnya kembali dari awal. Ciri-ciri tanaman semusim: Umur tanaman pendek, sekitar 2–6 bulan Perlu ditanam ulang setiap musim Umumnya tumbuh dari biji Cocok untuk panen cepat Membutuhkan perawatan intensif dalam waktu singkat Contoh tanaman semusim: padi, jagung, cabai, tomat, bayam, kacang panjang, bunga matahari.Jenis tanaman ini sangat sesuai bagi petani yang ingin hasil panen dalam waktu cepat atau yang menyesuaikan pola tanamnya dengan musim. Apa Itu Tanaman Tahunan? Berbeda dari tanaman semusim, tanaman tahunan mampu hidup dan berproduksi selama lebih dari satu tahun. Sekali tanam, tanaman akan terus tumbuh dan menghasilkan panen secara berkala tanpa perlu ditanam ulang. Ciri khas tanaman tahunan: Umur tanaman lebih dari dua tahun Tidak perlu penanaman ulang tiap musim Memiliki akar yang kuat dan adaptif terhadap cuaca Memerlukan waktu lebih lama sebelum panen pertama Ideal untuk sistem pertanian jangka panjang Contoh tanaman tahunan: mangga, durian, kopi, teh, kelapa sawit, jambu biji, dan karet. Perbandingan Keduanya dalam Praktik Pertanian Masa hidup:Tanaman semusim hidup satu kali musim dan mati setelah dipanen. Sebaliknya, tanaman tahunan dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun dan tetap menghasilkan panen. Siklus penanaman:Petani perlu menanam ulang tanaman semusim setiap musim tanam. Namun, tanaman tahunan hanya perlu ditanam sekali dan bisa terus tumbuh serta berbuah di musim-musim berikutnya. Kebutuhan perawatan:Tanaman semusim memerlukan perhatian intensif dalam jangka pendek. Sebaliknya, tanaman tahunan butuh perawatan berkelanjutan, meski tidak seintensif penanaman awal. Tujuan budidaya:Tanaman semusim cocok untuk produksi cepat dan sistem panen musiman. Tanaman tahunan lebih sesuai untuk pertanian jangka panjang dan lahan permanen. Penerapan di lapangan:Petani dengan lahan terbatas sering memilih tanaman semusim karena masa panennya cepat. Di sisi lain, tanaman tahunan biasa ditanam di lahan tetap seperti kebun atau perkebunan. Memahami perbedaan antara tanaman semusim dan tahunan membantu petani merencanakan kegiatan tanam secara tepat. Tanaman semusim menawarkan hasil cepat dan cocok untuk sistem tanam bergilir. Sementara itu, tanaman tahunan memberikan hasil stabil dan jangka panjang. Untuk hasil maksimal dan kesinambungan panen, kamu bisa menggabungkan keduanya dalam sistem seperti tumpangsari atau agroforestri. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi lahan, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem pertanian secara menyeluruh.

Read More
Budidaya

Bukan Cuma Padi, Ini Tanaman Pangan Utama Indonesia

Tanaman pangan di Indonesia merupakan jenis tanaman yang menghasilkan bahan makanan pokok untuk manusia. Tanaman ini kaya akan zat gizi penting seperti karbohidrat, protein, dan serat yang berperan dalam menjaga fungsi tubuh sehari-hari. Indonesia sebagai negara agraris sangat bergantung pada tanaman pangan, baik untuk konsumsi nasional maupun sebagai penopang ekonomi masyarakat pedesaan. Klasifikasi Tanaman Pangan Berdasarkan Siklus Hidup Tanaman pangan terbagi menjadi dua jenis utama: Tanaman semusim Jenis tanaman ini tumbuh dan dipanen satu kali dalam satu musim tanam. Contoh: padi, jagung, kacang tanah, kedelai. Tanaman tahunan Tanaman ini bisa hidup dan berproduksi lebih dari satu musim. Contoh: singkong, ubi jalar, talas. Jenis-Jenis Tanaman Pangan yang Umum Dibudidayakan di Indonesia Berikut beberapa contoh tanaman pangan utama yang banyak ditanam oleh petani Indonesia: 1. Padi Padi menjadi sumber beras, makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Petani menanamnya di lahan sawah dengan sistem irigasi teratur. Siklus tanam hingga panen berlangsung sekitar 3–6 bulan. 2. Jagung Tanaman ini memiliki banyak manfaat, mulai dari bahan pangan, pakan ternak, hingga bahan industri. Jagung mampu tumbuh di lahan kering dan memiliki masa panen sekitar 3–4 bulan. 3. Sorgum Sorgum mulai dikenal sebagai alternatif pengganti nasi karena tinggi serat dan bebas gluten. Tanaman ini sangat tahan kekeringan, sehingga cocok ditanam di wilayah dengan curah hujan rendah seperti Nusa Tenggara Timur. 4. Kedelai Kedelai dikenal sebagai sumber protein nabati utama. Petani mengolahnya menjadi tempe, tahu, hingga susu kedelai. Waktu tanam hingga panen hanya 2,5–4 bulan. 5. Kacang Tanah & Kacang Hijau Keduanya termasuk tanaman legum yang bergizi dan ramah lingkungan. Selain menghasilkan protein dan lemak sehat, kedua tanaman ini membantu memperbaiki struktur dan unsur hara tanah. 6. Singkong & Ubi Jalar Dua umbi ini menjadi alternatif sumber energi yang mudah dibudidayakan. Petani biasanya memanfaatkannya sebagai bahan tepung, makanan olahan, atau camilan tradisional. Kenapa Tanaman Pangan Itu Penting? Tanaman pangan tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga memiliki peran strategis lain, di antaranya: Menopang Ketahanan Pangan Nasional Menjamin ketersediaan makanan pokok bagi masyarakat. Meningkatkan Kesejahteraan Petani Menjadi sumber pendapatan utama masyarakat desa. Menjaga Keanekaragaman Hayati Tanaman pangan yang bervariasi turut melestarikan ekosistem pertanian. Mendukung Industri Pangan Sebagian besar produk olahan di industri makanan berasal dari tanaman pangan. Memahami jenis dan peran tanaman pangan berarti memahami fondasi sistem pangan Indonesia. Dengan mengenali potensi setiap komoditas, kita ikut mendukung pertanian yang produktif, berkelanjutan, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.

Read More
Edukasi

Pupuk Guano: Berkah atau Ancaman untuk Tanaman?

Pupuk guano dikenal sebagai salah satu pupuk organik unggulan karena kandungan nutrisinya yang tinggi. Namun, di balik keunggulannya, muncul pertanyaan dari kalangan petani dan penghobi: apakah pupuk guano bisa meracuni tanaman? Jawabannya bisa iya, jika penggunaannya tidak tepat. Sebenarnya, bukan jenis pupuknya yang salah, tapi cara aplikasi dan dosis yang tidak sesuai bisa memberikan dampak negatif. Yuk, kita bahas tuntas sekaligus cari tahu alternatif organik yang lebih aman seperti Pupuk Organik Ansell (POA). Apa Itu Pupuk Guano? Pupuk guano berasal dari kotoran kelelawar atau burung laut yang mengendap selama bertahun-tahun di gua atau pesisir. Selama proses alami ini, kotoran tersebut menyerap unsur hara penting seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Meski kaya nutrisi, pupuk guano memiliki risiko jika digunakan berlebihan, seperti: Keracunan nitrogen: Daun menjadi terlalu hijau, tanaman tampak lemas, dan tidak berbunga. Tanah makin asam: Akar tanaman kesulitan menyerap nutrisi karena perubahan pH. Penumpukan fosfor: Menyebabkan tanaman gagal menyerap zat mikro seperti seng dan besi. Jika pemakaian berlangsung terus-menerus tanpa pengolahan yang tepat, tanah bisa mengalami kerusakan jangka panjang. Dampak Negatif Penggunaan Berlebih Pupuk Guano Penggunaan pupuk guano yang terus-menerus tanpa pengolahan tambahan bisa menyebabkan: Ketidakseimbangan unsur hara Penurunan kesuburan tanah dalam jangka panjang Kerusakan ekosistem mikro di tanah Pupuk Organik Ansell (POA): Solusi yang Lebih Aman dan Stabil Sebagai alternatif pupuk organik, Pupuk Organik Ansell hadir untuk memberikan nutrisi lengkap tanpa risiko overdosis. POA terbuat dari bahan peternakan yang sudah melalui proses dekomposisi sempurna dan pengujian laboratorium. Kandungan Pupuk Organik Ansell: C. Organik: 21,41% Nitrogen (N): 1,56% Fosfat (P₂O₅): 5,20% Kalium (K₂O): 2,98% pH Tanah: Stabil di angka 7 Tidak hanya kaya nutrisi, POA juga memiliki keunggulan: Aman digunakan dalam jumlah besar Tidak menyebabkan ketergantungan tanah Menstabilkan pH dan memperbaiki struktur tanah Mengandung mikroorganisme baik Bebas residu kimia dan gas metana Tips Aman Menggunakan Pupuk Organik Agar manfaatnya maksimal dan risiko kerusakan tanah bisa dihindari, ikuti panduan berikut: Gunakan sesuai takaran anjuran Campurkan dengan kompos atau tanah humus Periksa pH tanah secara berkala Berikan pupuk secara berkala, jangan berlebihan Bijak Pilih Pupuk, Hasil Maksimal Pupuk guano tidak berbahaya selama kamu menggunakannya dengan bijak. Namun jika kamu ingin opsi yang lebih stabil dan ramah lingkungan, Pupuk Organik Ansell (POA) adalah pilihan yang tepat. Selain mendukung pertumbuhan tanaman, POA juga menjaga kesuburan tanah untuk jangka panjang tanpa menimbulkan efek samping. Ingat, pertanian cerdas dimulai dari pemilihan pupuk yang tepat.

Daun Mint
Read More
Budidaya

Cara Menanam Mint dari Batang: Gampang, Tanpa Biji!

Mint (Mentha spp.) adalah tanaman herbal yang banyak digemari karena aromanya yang segar dan manfaatnya yang beragam. Daun mint biasa digunakan dalam makanan, minuman, bahkan produk kesehatan dan kecantikan. Kabar baiknya, kamu bisa menanam mint sendiri di rumah dengan cara yang sangat mudah: menggunakan stek batang. Yuk, cari tahu caranya! Kenapa Menanam Mint Pakai Stek Batang? Metode stek batang jauh lebih simpel dibandingkan menanam dari biji. Tanaman mint yang tumbuh dari stek biasanya lebih cepat tumbuh, lebih kuat, dan memiliki karakter yang sama dengan induknya. Selain hemat waktu, cara ini juga cocok untuk pemula karena tingkat keberhasilannya tinggi. Langkah-Langkah Menanam Mint dengan Stek Batang 1. Pilih dan Potong Batang yang Sehat Cari batang mint yang segar, tidak terserang hama, dan tidak berkayu. Potong sepanjang 10–15 cm tepat di bawah ruas daun. Buang daun bagian bawah dan sisakan 2–3 helai daun di ujung atas agar tanaman fokus membentuk akar. 2. Tumbuhkan Akar di Dalam Air Rendam bagian bawah batang mint dalam gelas berisi air bersih (3–5 cm dari ujung bawah). Tempatkan di area terang yang tidak terkena sinar matahari langsung. Ganti air setiap 2–3 hari. Dalam 7–14 hari, akar putih mulai tumbuh. Kalau sudah cukup panjang (sekitar 2–5 cm), batang siap dipindah ke tanah. 3. Tanam ke Media Tanam Gunakan pot berisi campuran tanah, kompos, dan pasir (2:1:1). Buat lubang kecil, masukkan batang mint dengan hati-hati, lalu timbun kembali. Siram secukupnya hingga tanah lembap, tapi jangan becek. 4. Rawat dengan Benar Letakkan pot di tempat yang terkena sinar matahari 3–4 jam per hari. Siram rutin di pagi atau sore hari. Pupuk setiap 2–4 minggu pakai pupuk organik cair agar daun tetap subur. Kalau terlalu rimbun, pangkas daun agar tumbuh tunas baru. Tips Mint Tetap Subur Pangkas daun tua agar tanaman lebih produktif Jaga kelembapan tanah tanpa membuatnya terlalu basah Gunakan pestisida alami bila ada hama, seperti air bawang putih Rutin beri pupuk organik supaya daun tetap hijau dan segar Keuntungan Menanam Mint di Rumah Hemat Uang: Tak perlu beli mint terus-menerus di pasar Selalu Segar: Daun mint segar tersedia kapan saja Multifungsi: Bisa untuk minuman, masakan, atau garnish Udara Lebih Sehat: Mint menyerap polusi dan menghasilkan oksigen Menyehatkan: Membantu pencernaan dan menyegarkan napas Menanam mint dari stek batang adalah cara cepat, murah, dan ramah pemula. Kamu hanya butuh sisa batang, sedikit air, dan pot kecil di rumah. Dengan perawatan sederhana, mint akan tumbuh subur dan siap digunakan kapan saja untuk berbagai kebutuhan dapur maupun kesehatan. Yuk, mulai tanam mint dari dapur sendiri sekarang!

Petani Muda
Read More
Edukasi

Petani Muda Langka, Siapa yang Bakal Jaga Pangan?

Meski sektor pertanian menjadi tulang punggung ketahanan pangan Indonesia, semakin sedikit anak muda yang tertarik untuk terjun ke sawah. Di tengah gempuran era digital dan urbanisasi, profesi petani dinilai kurang menarik dan tidak menjanjikan masa depan yang cerah. Lalu, apa penyebabnya? Dan bagaimana nasib pertanian kita jika generasi muda terus menjauh? Dominasi Petani Tua, Regenerasi Jalan di Tempat Data Sensus Pertanian 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hal yang mengkhawatirkan. Lebih dari 42% petani Indonesia kini berusia di atas 55 tahun. Sebaliknya, hanya sekitar 21,93% yang berusia antara 19–39 tahun. Ini berarti, jumlah petani muda sangat minim dan regenerasi nyaris mandek. Jika kondisi ini terus berlanjut, Indonesia berisiko mengalami kekurangan tenaga kerja produktif di sektor pertanian. Tanpa adanya regenerasi yang kuat, bukan tidak mungkin pertanian kita akan stagnan — bahkan menghadapi krisis jangka panjang. Kenapa Anak Muda Enggan Jadi Petani? 1. Profesi Kurang Bergengsi Banyak anak muda menganggap bertani sebagai pekerjaan kelas dua. Dibandingkan karier di sektor digital atau kantoran, bertani masih terlihat kuno dan kurang bergengsi. 2. Penghasilan Tidak Stabil Risiko gagal panen dan harga pasar yang fluktuatif membuat banyak orang ragu memilih bertani sebagai mata pencaharian utama. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang lebih pasti secara finansial. 3. Akses Lahan dan Modal Terbatas Harga tanah mahal dan minimnya dukungan pembiayaan membuat usaha tani sulit dimulai. Belum lagi program kredit ramah petani muda masih sangat terbatas. 4. Minim Teknologi dan Inovasi Di berbagai daerah, sistem pertanian masih tradisional. Padahal, generasi muda lebih tertarik pada hal-hal modern, efisien, dan berbasis teknologi. 5. Gaya Hidup Urban Mendominasi Urbanisasi membuat banyak anak muda memilih tinggal dan bekerja di kota. Lingkungan desa yang erat kaitannya dengan pertanian, dirasa kurang cocok dengan gaya hidup mereka yang dinamis. Kalau Petani Muda Tak Ada, Apa Risikonya? Jika kita terus bergantung pada petani berusia lanjut, maka: Produktivitas menurun, karena tenaga kerja makin menua. Ketahanan pangan terancam, akibat penurunan jumlah petani produktif. Inovasi jalan di tempat, karena teknologi sulit diterapkan tanpa pelibatan generasi muda. Solusi: Saatnya Bertani Naik Kelas 1. Modernisasi Pertanian Teknologi seperti drone, smart farming, dan aplikasi pertanian digital bisa membuat sektor ini terlihat keren dan relevan di mata anak muda. 2. Pelatihan Inovatif Workshop, sekolah lapang, dan edukasi berbasis media sosial dapat mengubah stigma bahwa bertani itu kuno. 3. Dukungan Finansial yang Konkret Pemerintah dan swasta perlu membuka akses pembiayaan dan memberikan subsidi alat pertanian untuk mendorong minat generasi muda. 4. Bangun Narasi Positif Media dan influencer berperan besar dalam menampilkan sosok petani muda yang sukses dan berdaya. Petani Itu Profesi Masa Depan Pertanian tidak lagi sekadar urusan cangkul dan lumpur. Di era digital, bidang ini bisa menjadi lahan usaha modern yang menjanjikan, asalkan ada dukungan ekosistem yang memadai. Anak muda memiliki potensi besar menjadi ujung tombak transformasi sektor pangan Indonesia. Tapi potensi itu tak akan berarti apa-apa tanpa aksi nyata dari kita semua.

Regrow
Read More
Budidaya

Regrow: Hemat, Sehat dan Ramah Lingkungan

Tahukah kamu bahwa sisa sayuran di dapur seperti pangkal daun bawang atau batang selada ternyata bisa ditanam ulang? Teknik ini disebut regrow, yaitu cara menumbuhkan kembali tanaman dari sisa-sisa dapur yang biasa dibuang. Praktis, murah, dan bisa dilakukan siapa saja, bahkan tanpa pengalaman berkebun! Apa Itu Regrow? Regrow adalah metode menanam ulang tanaman dari bagian sayuran yang masih memiliki potensi tumbuh, seperti akar, batang, atau pangkal daun. Kamu tidak perlu tanah luas atau alat berkebun lengkap—cukup gelas air, pot kecil, dan tempat yang terkena cahaya matahari. Sayuran yang Bisa Di-regrow dengan Mudah Berikut beberapa jenis sayuran dan rempah dapur yang cocok untuk teknik regrow di rumah: Daun Bawang: Sisakan 2–3 cm dari akarnya, rendam dalam air, dan ganti air tiap hari. Selada, Sawi, Bok Choy: Gunakan bagian pangkal, taruh di wadah berisi air hingga tumbuh tunas. Wortel: Bagian atas wortel bisa ditaruh di air dan akan tumbuh daun baru. Seledri: Pangkal seledri bisa tumbuh kembali jika direndam air dan diletakkan di tempat terang. Bawang Merah/Putih: Siung yang bertunas bisa ditanam langsung di tanah. Kentang dan Ubi: Umbi bertunas bisa dikubur di tanah untuk menghasilkan tanaman baru. Manfaat Melakukan Regrow di Rumah Hemat Belanja DapurTidak perlu sering beli sayur di pasar—cukup tanam ulang dari sisa dapur dan panen berulang kali. Kurangi Sampah OrganikAlih-alih membuang, kamu bisa mengolah sisa sayuran menjadi tanaman baru. Langkah kecil menuju gaya hidup ramah lingkungan dan zero waste. Mudah dan Bisa Dilakukan Siapa SajaRegrow cocok untuk pemula, bahkan anak-anak. Cukup siapkan air, sinar matahari, dan sedikit kesabaran. Pasokan Sayur Segar Setiap SaatKamu bisa memanen sayuran segar dari dapur sendiri kapan saja—lebih sehat dan bebas pestisida! Percantik RumahTanaman regrow bisa jadi dekorasi alami. Letakkan di dekat jendela dapur agar rumah terasa lebih hidup dan hijau. Bantu Perbaiki Kualitas UdaraTanaman hijau bisa menyerap polutan dan memberikan oksigen segar di dalam ruangan. Regrow: Cara Cerdas Berkebun di Lahan Terbatas Kalau kamu ingin mulai berkebun tapi tidak punya lahan luas, regrow bisa jadi pilihan terbaik. Praktis, murah, dan menyenangkan. Mulailah dari yang paling mudah seperti daun bawang, selada, atau seledri. Lalu rasakan sendiri manfaatnya untuk dompet, lingkungan, dan kesehatan keluarga.

Buah Naga Menggunakan Lampu di Malam Hari
Read More
Edukasi

Buah Naga Menggunakan Lampu di Malam Hari, Ini Alasannya!

Kalau kamu pernah melewati kebun buah naga di malam hari, kamu mungkin bertanya-tanya: kenapa buah naga menggunakan lampu? Ternyata, lampu-lampu itu bukan sekadar penerangan atau dekorasi, tapi punya peran penting untuk membantu tanaman tumbuh optimal dan lebih produktif. Yuk, kita bahas kenapa cahaya tambahan sangat dibutuhkan oleh buah naga! Kenapa Buah Naga Menggunakan Lampu? Buah naga (Hylocereus spp.) termasuk tanaman tropis yang menyukai sinar matahari. Ia tergolong long-day plant, artinya butuh pencahayaan lebih dari 12 jam sehari agar bisa berbunga dan berbuah. Tapi sayangnya, di musim hujan atau saat cuaca mendung, durasi sinar matahari jadi lebih pendek. Nah, di sinilah peran lampu tambahan. Dengan bantuan cahaya buatan, tanaman tetap bisa “merasa” sedang berada di hari yang panjang, sehingga proses pembungaan tetap berlangsung. Manfaat Lampu untuk Tanaman Buah Naga Merangsang Pembungaan di Malam HariCahaya lampu menggantikan sinar matahari yang kurang, sehingga tanaman tetap bisa berbunga walau malam tiba lebih cepat. Mempercepat Siklus PanenBiasanya buah naga hanya bisa dipanen 1–2 kali setahun. Dengan pencahayaan tambahan, panen bisa meningkat jadi 4–6 kali dalam setahun. Meningkatkan Jumlah dan Kualitas BuahTanaman yang mendapat cahaya optimal cenderung menghasilkan buah lebih besar, lebih manis, dan warnanya lebih cerah. Mengurangi Risiko Gagal PanenLampu membantu menjaga produktivitas saat cuaca tidak mendukung Jenis Lampu yang Digunakan  Lampu LEDEfisien dan tahan lama, cocok karena punya spektrum cahaya merah yang merangsang pembungaan. Lampu NeonLebih murah dan cukup terang untuk kebun kecil, meski usia pakainya lebih pendek. Lampu PijarDulu sering dipakai, tapi kini mulai ditinggalkan karena boros energi. Biasanya, lampu dinyalakan selama 4–6 jam di malam hari, terutama di musim hujan. Penempatannya dibuat merata agar seluruh tanaman dapat cahaya yang cukup. Lampu di kebun buah naga bukan hanya sekadar penerangan. Ini adalah strategi cerdas untuk meningkatkan hasil panen, menjaga produktivitas, dan menghasilkan buah yang lebih unggul. Walaupun ada biaya awal, manfaat jangka panjangnya sangat menguntungkan—terutama untuk petani yang ingin panen sepanjang tahun.